1 Tema dan jalan cerita yang hampir sama. Di film "Dua Garis Biru" dan "Jenny Juno" sama-sama mengambil tema dan jalan cerita yang sama, yaitu seks di luar nikah dan masing-masing film pemerannya dilatarbelakangi kisah remaja sekolah. Mungkin sekilas dari isu yang diangkat bisa terbilang sama. Tapi, apakah pengemasan masing-masing film Padakali ini kita akan mereview bedah film dua garis biru, film edukasi yang menceritakan tentang kenakalan remaja. Dalam film tersebut diceritakan kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua remaja yaitu sex bebas hingga hamil diluar nikah. Film tersebut baik untuk edukasi remaja karena berisikan penyebab, dan juga penyelesaian yang baik. Film DUA GARIS BIRU yang dibintangi Zara JKT48 dan Angga Aldi Yunanda telah merilis teaser trailer sebagai materi promosi. Tak lama berselang, muncul petisi digagas Gerakan Profesionalisme Mahasiswa Keguruan Indonesia (GaraGaraGuru) agar drama remaja yang masih dalam tahap editing ini dikritisi ulang sebelum diloloskan sensor. OrangtuaDalam Film "Dua Garis Biru" (Analisis Ferdinand de Saussure)". Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu‟alaihi wa sallam beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya seluruh umat Islam. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, Ditulisdan disutradarai oleh Kamila Andini dan diproduseri oleh Happy Salma dan Ifa Isfansyah, film ini ditayangkan di kanal YouTube IndonesiaKaya. Baca Juga: Hari Batik Nasional, Ketahui 4 Fakta Menarik soal Batik Berikut Ini . Film ini juga menampilkan aktris senior Indonesia Christine Hakim dan bintang muda berbakat Sekar Sari dan Marthino Lio. Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. “Materi film saya positif. Dibintangi dua pemain muda berbakat yakni Angga Yunanda dan Zara JKT48. Ini kali pertama Angga dan Zara bertemu dalam film. Sebelumnya, Angga dua kali bekerja sama dengan kami,” terang Chand Parwez. Sebelum tampil di Dua Garis Biru, Angga telah mencetak box office lewat Sajen yang menyerap 700 ribuan penonton dan film Tabu. “Dari awal saya mempersiapkan dua karakter utama di film ini untuk Angga dan Zara. Mereka terpilih karena bakat yang besar dan dedikasi terhadap pekerjaan,” Parwez menyambung seraya menambahkan, “Dua Garis Biru sempat kami daftarkan ke Festival Film Internasional Cannes untuk sesi Director fot Night.” Wayan Diananto * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Film Dua Garis Biru baru saja dirilis pada tanggal 11 Juli kemarin. Film garapan sutradara Gina S. Noer tersebut berhasil mematahkan reaksi negatif segelintir orang yang menganggap film tersebut terlalu gamblang menceritakan dinamika persoalan remaja. Padahal, film tersebut diangkat dari permasalahan yang kerap terjadi di sekeliling kita, yaitu permasalahan pernikahan dini. Namun, permasalahan harus diselesaikan. Bukan lantas dibiarkan atau berlarut larut atas ego sebagai sutradara, diawali dengan standar tinggi yang sebenarnya udah dilakukannya sejak jadi penulis naskah Ayat-ayat Cinta 2008, Hari untuk Amanda 2010, Posesif 2017, Kulari ke Pantai 2018, dan Keluarga Cemara 2018. Ia menggambarkan tanpa basa-basi. Sebuah isyarat tentang pentingnya pendidikan seks sejak usia dini. Bukan pada konteks mengajak anak-anak remaja untuk membolehkan remaja melakukan hubungan yang luas sejak alur cerita ini dibuat dengan landasan yang jelas sejak awal. Konflik pun dibiarkan menganga agar terasa jelas. Hasilnya? Cerita film ini tegas dan jelas. Plus, ada solusi yang diberikan di dalam film ini. Pilihan-pilihan solusi yang membuat situasi menjadi campur aduk. Haru, kepolosan remaja, kehangatan keluarga hingga tawa benar-benar menyatu di dalam filmnya. Dua Garis Biru pun tegas dalam memainkan warna anak-anak mudanya. Di sepanjang film, kamu akan disuguhkan dengan warna-warna gambar yang disesuaikan dengan mood adegannya. Sebuah film drama remaja yang berkelas, ketika banyak produksi film-film lainnya yang hanya menawarkan cerita yang itu-itu saja. Official poster Dua Garis Biru Starvision Plus Karakter Maksimal Tanpa CelaDalam film ini, semua karakter dibuat padat dan berakting maksimal, bahkan figuran pun juga. Contohnya, para tetangga Bima yang secara enggak langsung ngasih tahu soal kehidupan rumah tangga yang penuh polemik, atau keberadaan Asri Welas yang sekilas menggambarkan respons natural melihat kehamilan menonton film ini, mungkin seorang yang kalian tepuk tangani adalah Dara yaitu Zara JKT48. Dia berakting maksimal tanpa cela. Akting Zara yang memukau sudah terlihat dari film Keluarga Cemara 2018.Karakternya sangat cocok untuk memainkan film ini ditambah jika ia beradu acting dengan Angga Yunanda sebagai Bima. Hebatnya Angga, ekspresinya bisa menyampaikan dialog. Ketika akting diam, membisu, dan bengong pun, Angga bisa sampaikan maksud, seperti aktingnya di Sajen 2018, Tabu Mengusik Gerbang Iblis 2019, dan Sunyi 2019.Menghadirkan pemain senior seperti Cut Mini dan Arswendy Bening Swara sebagai orangtua Bima, serta Lulu Tobing dan Dwi Sasono sebagai orangtua Zara. Mereka menjadi gambaran orangtua yang berbeda strata dalam menghadapi masalah. Visual dan Timing yang Sangat PasDetail visual yang dihadirkan film Dua Garis Biru secara jelas menata nuansa dan mood adegan. Meski problem serius, film ini enggak menggambarkan kesuraman. Malah, saking berwarnanya, masalah serius di film ini seakan bisa memberikan harapan bagi orang-orang yang pernah gambar perbedaan keluarga Dara di perkotaan yang kaya raya, berbeda dengan shoot keluarga Bima di perkampungan yang berkecukupan. Stratanya punya mood gambar dilihat dari warna kulit. Bukan bermaksud rasis, warna kulit di film Dua Garis Biru membedakan strata lewat cara berpikir dan bertindak menghadapi suatu masalah. 1 2 Lihat Film Selengkapnya Jakarta Pasangan remaja Bima dan Dara masih berusia 17 tahun saat memahami arti sebuah cinta dan komitmen. Nanar mata mereka begitu merekah ketika memandang satu sama lain. Pada satu fase, gelora cinta Bima dan Dara melampaui batas dan berakibat fatal. Dara hamil di usia dini. Bima panik, belum siap menjadi bapak dan kepala rumah tangga. Dara berupaya agar hal ini dirahasiakan terutama dari kedua orangtuanya. Pertikaian dari masing-masing keluarga meledak ketika Dara ketahuan mengandung dan rencana masa depan berubah. Cita-cita Dara dan Bima terancam pupus. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Dua Garis Biru mengangkat kisah pernikahan dini yang menjadi polemik penting di Indonesia. Kesiapan bibit latar belakang, bebet penampilan, bobot kualitas diri seperti pada filosofi Jawa menjadi barometer dasar sebelum berumahtangga. Dara mewakili remaja perempuan yang belum memiliki kesiapan untuk mengerti emosi seorang ibu ketika mengandung, kondisi fisik saat dan setelah menikah. Dia pun harus melalui masa love-hate relationship dengan ibunya yang juga terkena dampak psikis. Bima sebagai remaja laki-laki mendadak harus bekerja banting tulang. Kondisinya belum mumpuni untuk berkomitmen memimpin keluarga. Satu sisi, dia berusaha tampak bertanggungjawab. Bencana bagi mereka sekaligus anugerah diberikan satu nyawa baru. Dalam dialog Dara dan Bima, mereka diingatkan untuk menimbang hal-hal mendatang sebelum mengambil keputusan. Bahwa menikah adalah keputusan sekali, tetapi menjadi orangtua adalah pekerjaan seumur hidup. Pemain muda Angga Yunanda dan Adhisty Zara dalam Dua Garis Biru begitu ditunggu oleh penggemarnya, tetapi kehadiran para pemain senior tak luput dari penantian penonton segmen usia menengah dan lanjut. Penggemar sinetron Tersanjung akan terobati dengan hadirnya Lulu Tobing yang telah lama vakum dari panggung hiburan. Aksi Cut Mini Theo dan Dwi Sasono menjadi daya tarik lain dari film ini dalam pendalaman peran masing-masing. Gina S. Noer akhirnya mencoba bangku sutradara untuk kali pertama. Debutnya memimpin proyek film membawa penonton hanyut dalam dialog dan penuturan tanpa jarak dan sekat antar pemain. Sebagai penonton, saya seperti membaca naskah yang runtut dibantu dengan visualisasi tokoh Angga Yunanda dan Adhisty Zara. Penuturan dialog dari pemain bukan sekadar interaksi, melainkan memiliki maksud edukasi seks terhadap remaja. Intisari dalam cerita juga ingin membagikan pesan perlu ada momen orangtua dan anak mendiskusikan cinta dan seks saat anak mulai akil balik dan memasuki usia remaja. Desas-desus penulis merangkap sutradara selalu menghasilkan karya yang menuai pujian, kembali dibuktikan oleh Gina S. Noer. Tak menutup kemungkinan predikat sutradara favorit mengekor di belakang nama Gina, setelah banyak yang memercayakannya sebagai penulis naskah film pop. Teori asal-usul nama Dua Garis Biru terungkap menjelang akhir cerita. Dua Garis Biru Sutradara Gina S. Noer Produksi Wahana Kreator, Starvision Penulis Gina S. Noer Pemain Adhisty Zara Zara JKT48, Angga Yunanda, Cut Mini Theo, Arswendy Bening Swara, Dwi Sasono, Lulu Tobing, Maisha Kanna, Rachel Amanda, Asri Welas Durasi 113 menit Klasifikasi LSF 13+ Rilis di bioskop 11 Juli 2019 Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. By Desti SetyaniDi zaman millenial saat ini Film adalah salah satu hal yang digemari oleh remaja baik wanita ataupun menjadi salah satu hal yang wajib di tonton pada saat waktu banyak sekali film yang mengandung hal tak ini saya akan mengevaluasi tentang Film "Dua Garis Biru".Film Dua Garis Biru adalah film yang ditayangkan pada tanggal 11 Juli 2019. Film ini adalah film yang dibintangi oleh Zara Adisty dan Angga Yunanda. Pada awal muncul film ini banyak orang yang beranggapan bahwa film ini tidak layak ditayangkan,karena mengandung unsur pergaulan karena itu saya coba menonton film ini yang sudah tayang di televisi nasional indonesia dan menurut saya film ini cukup menarik. Dalam Film Dua Garis Biru ini terdapat hal positif dan hal positif dalam film ini menunjukan bahwa keluarga adalah segalanya,dimana peran seorang ibu tidak pernah bisa tergantikan oleh siapapun dan kita sebagai seorang anak harus menghormati keputusan orang tua untuk hal negatif nya mengenai cara pacaran anak zaman sekarang yang tak memberikan jarak kepada pasangannya,bukan hanya itu sebaiknya orang tua melakukan pengawasan lebih banyak terhadap anak menonton film ini saya merasa mendapat ilmu baru tentang hal yang mungkin bisa disebut dengan "sex education" yang dapat membantu saya dan orang banyak agar tidak terjerumus dalam pergaulan karena itu saya sebagai orang yang menyukai menonton film memberi saran kepada para penulis naskah film dan novelis agar membuat film dan buku yang menarik dan memiliki pesan moral yang berguna untuk anak bangsa. Lihat Film Selengkapnya Sebutkan kelemahan dan kekurangan film dua garis biru​ Jelaskan Bagaimana kelebihan dan kekurangan film ada apa dengan cinta 2 Film 'Dua Garis Biru', Sinopsis dan Makna TersembunyinyaTri Suharyati - detikHotTable of Contents Show Sebutkan kelemahan dan kekurangan film dua garis biru​ Jelaskan Bagaimana kelebihan dan kekurangan film ada apa dengan cinta 2 Film 'Dua Garis Biru', Sinopsis dan Makna TersembunyinyaDikemas Tanpa Basa-basiVideo yang berhubungan Rabu, 04 Mar 2020 1617 WIBBAGIKAN KomentarFilm Dua Garis Biru. Foto imdbJakarta -Film Dua Garis Biru sudah meraih lebih dari dua juta penonton selama tayang di bioskop. Film yang disutradarai Gina S Noer ini dibintangi oleh Angga Yunanda yang memerankan tokoh utama bernama Bima. Ada juga Zara Adhisthy sebagai Dara dan pemain lainnya seperti Cut Mini, Dwi Sasono, Lulu Tobing, Arswendy Bening Swara, Rachel Amanda, Maisha Kanna, Shakira Jasmine serta Ligwina Hananto menambah keseruan Dua Garis ini bercerita tentang sosok Bima, anak remaja yang duduk dibangku SMA dan memiliki banyak sahabat. Dia hidup di lingkungan keluarga yang damai dan saling juga Pengakuan Angga Yunanda dan Adhisty Zara soal Isu PacaranNamun, dalam perjalanannya, Bima dan pacaranya Dara kebablasan. Dara pun hamil. Mereka dihantui rasa takut dan berniat untuk menggugurkan pelajaran olahraga Dara tidak sengaja keceplosan dan menyebutkan bahwa dirinya memilki bayi dalam perutnya. Hal ini membuat siswa dan gurunya kaget. PIhak sekolah pun memanggil kedua orang tua Bima dan Dara ke sekolah. Pada scene ini lah emosi pemain dan penonton mulai orang tua Bima dan Dara tidak tahu harus berbuat apa selain kecewa dengan apa yang mereka lakukan. Dan Bima harus bertanggung jawab dengan semua yang sudah waktu kedua orang tua Bima dan Dara mulai menerima keadaan walau pun masih merasa sangat kecewa. Hingga akhirnya Bima dan Dara memutuskan untuk menikah di usia Dua Garis Biru. Foto Dua Garis Biru InstagramBima bekerja di tempat ayah Dara untuk menambah biaya persalinan. Emosi pemain dan penonton dimainkan kembali saat Bima sibuk bermain game di ponselnya seperti remaja pada umumnya. Padahal Dara yang sedang hamil sensitif perilaku Bima. Terjadilah pertengkaran kecil yang membuat keduanya harus pisah rumah untuk dan Dara bertahan sampai bayi dalam dalam kandungan lahir. Namun, kesedihan masih menyelimuti Dara ketika rahim Dara harus diangkat karena ada masalah dirahimnya dan membuat orang tua Dara merasakan kesedihan untuk kesekian ini meraih penghargaan pada Festival Film Bandung sebagai film terpuji, skenario terpuji dan penata artistik terpuji serta ditayangkan di luar negeri. Dikemas Tanpa Basa-basiDari menit awal sampai akhir benar-benar padat. Bahkan, bisa dibilang, kita jadi tahu sebagaimana detailnya seorang Gina S. Noer sebagai sutradara, diawali dengan standar tinggi yang sebenarnya udah dilakukannya sejak jadi penulis naskah Ayat-ayat Cinta 2008, Hari untuk Amanda 2010, Posesif 2017, Kulari ke Pantai 2018, dan Keluarga Cemara 2018.Dua Garis Biru bukan film yang cerewet alias enggak banyak dialog. Hebatnya, demi efektivitas, Gina meramu semuanya untuk bisa berbicara meski enggak lewat kata-kata. Seperti, adegan dua orang yang saling tatapan, atau mimik wajah karakter, semuanya menyampaikan suatu benda mati pun dibuat “berbicara”, seperti stroberi yang ditaruh perut Dara, stoberi yang diblender, dan jus stroberi yang ditinggalkan. Tiga hal itu masing-masing menentukan keputusan apa yang akan dipilih Dara dan yang ditampilkan enggak berusaha untuk bikin penonton ketawa. Malah, unsur komedi di film Dua Garis Biru ini layaknya dua sisi mata uang positif dan sisi mencairkan suasana dari masalah serius yang ditampilkan sejak awal. Sedangkan, sisi lain malah merusak momen serius yang seharusnya penonton pada adegan kakaknya Bima yang marah-marah karena perbuatan bodoh adiknya. Ekspresi kesal maksimal yang harusnya bikin penonton tertegun, malah bikin JugaAsus Rilis ZenBook Pro 14 UX480, Laptop Multifungsi Idaman

kelebihan dan kekurangan film dua garis biru